
Surga
selalu jadi cerita indah. Penghuninya duduk-duduk di dipan bertahtakan emas.
Bertelekan berpandangan dengan kekasih. Mereka dilayani anak-anak muda; membawa
gelas, cerek, dan minuman dari sungai-sungainya. Buah-buahannya landai
mendekat. Daging-daging jadi hidangan lezat untuk disantap. Kekasih mereka
adalah bidadari yang terjaga. Bagaikan intan dan mutiara. Usia bidadari itu
sebaya dan penuh cinta. Di dunia manusia lelah dengan pertengkaran dan
keributan. Alangkah damainya surga, karena para penghuninya tidak pernah
mendengar ucapan yang sia-sia. Tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa.
Di
surga, ada pohon bidara tak berduri. Dan pohon pisang yang buahnya tersusun
rapi. Ada naungan yang terbentang luas. Ada aliran sungai yang tercurah.
Buah-buahannya banyak, tidak terhenti, tidak mengenal musim. Kasur-kasurnya
tebal lagi empuk. Itulah balasan bagi mereka golongan kanan. Mereka yang
berbuat kebajikan semasa hidup di dunia.(1)
Aah..
betapa indahnya surga.. Mudah-mudahan Allah anugerahkan kita untuk memasukinya.
Surga
yang indah dan damai itu memiliki delapan pintu. Nabi kita ﷺ telah mengabarkan tentang hal itu.
عن عبادة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم
قال: “مَنْ قَالَ: أَشْهَدُ أَنّ لاَ إِلَهَ إِلاّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ
لَهُ، وَأَنّ مُحَمّدا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَأَنّ عِيسَىَ عَبْدُ اللّهِ
وَابْنُ أَمَتِهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ، وَأَنّ
الْجَنّةَ حَقّ، وَأَنّ النّارَ حَقّ، أَدْخَلَهُ الله مِنْ أَيّ أَبْوَابِ
الْجَنّةِ الثّمَانِيَةِ شَاءَ”.
Dari
Ubadah, Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa
yang bersaksi tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan tiada
sekutu bagi-Nya, Muhammad adalah hamba dan utusan Allah, Isa adalah hamba Allah
dan anak dari ibunya (Maryam), ia adalah kalimat dan Ruh dari-Nya yang Dia sampaikan
kepada Maryam, bersaksi bahwa surga benar adanya, dan neraka benar adanya, maka
Allah akan masukkan dia dari delapan pintu surga yang mana saja yang Dia
kehendaki.” (HR. Bukhari).
Apa Saja Delapan Pintu Itu?
Delapan
pintu surga itu adalah: (1) Pintu Shalat, (2) Pintu Sedekah, (3) Pintu Jihad,
(4) Pintu Rayyan, (5) Pintu al-Ayman, (6) Pintu al-Kazhimina al-Ghaizha wa
al-Afina ‘an an-Nas. Mengenai pintu sisanya para ulama berbeda pendapat.
Pendapat-pendapat mereka didasarkan pada isyarat dari nash syariat. Yaitu:
Pintu Taubat, Pintu Dzikir, Pintu Ridha, Pintu Ilmu, atau Pintu Haji.
Setiap
pintu ini akan memanggil orang-orang yang memiliki keistimewaan dalam amalan
tersebut. Barangsiapa yang banyak melaksanakan shalat, selain yang wajib, maka
pintu shalat akan memanggilnya. Demikian juga dengan pintu-pintu yang lain.
Hanya orang-orang yang amalannya istimewa dan luar biasa yang akan dipanggil
dari pintu-pintu tersebut.
Dalil
dari nama-nama pintu tersebut adalah sabda Nabi ﷺ:
Nama
pintu pertama sampai yang keempat terdapat dalam hadits:
عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه
وسلم قال: من أنفق زوجين في سبيل الله نودي من أي أبواب الجنة يا عبد الله هذا
خير، فمن كان من أهل الصلاة دعي من باب الصلاة، ومن كان من أهل الجهاد دعي من باب
الجهاد، ومن كان من أهل الصيام دعي من باب الريان، ومن كان من أهل الصدقة دعي من
باب الصدقة.
Dari
Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang
menginfakkan hartanya di jalan Allah, niscaya ia akan dipanggil dari
pintu-pintu surga: ‘Wahai hamba Allah, ini adalah kebaikan. Barangsiapa
termasuk orang yang giat mengerjakan shalat, ia akan dipanggil dari pintu
shalat. Barangsiapa termasuk orang yang berjihad, ia akan dipanggil dari pintu
jihad. Barangsiapa termasuk orang yang rajin berpuasa, ia akan dipanggil dari
pintu ar-Rayyaan. Dan barangsiapa termasuk orang yang gemar bershadaqah, maka
ia akan dipanggil dari pintu shadaqah”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Setelah
sepakat dengan nama-nama empat pintu surga di atas, para ulama berbeda pendapat
tentang nama-nama berikutnya
Nama
pintu kelima terdapat dalam hadits:
عن أبي هريرة في حديث شفاعة النبي صلى
الله عليه وسلم وفيه: فيقال: يا محمد أدخل الجنة من أمتك من لا حساب عليه من باب
الأيمن من أبواب الجنة، وهم شركاء الناس فيما سوى ذلك من الأبواب.
Dari
Abu Hurairah, dalam hadits tentang syafaat Nabi ﷺ dikatakan, “Wahai Muhammad, suruhlah umatmu (yaitu)
orang-orang yang tidak dihisab untuk masuk ke dalam surga melalui pintu
al-Ayman yang merupakan di antara pintu-pintu surga. Sedangkan pintu-pintu yang
lain adalah pintu surga bagi semua orang”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Nama
pintu keenam terdapat dalam hadits:
عن الحسن مرسلاً: إن لله باباً في الجنة
لا يدخله إلا من عفا عن مظلمة.
Dari
al-Hasan secara mursal, “Sesungguhnya Allah memiliki sebuah pintu di surga,
tidaklah yang masuk melaluinya kecuali orang-orang yang memaafkan kezaliman.”
(HR. Ahmad).
Kemudian
nama pintu berikutnya ada yang mengatakan adalah Pintu Haji dikarenakan haji
termasuk ibadah yang agung dan bagian dari rukun Islam. Kemudian Pintu Dzikir
atau Pintu Ilmu atau Pintu Taubat. Al-ilmu
‘indallah..
Delapan Pintu Surga Memanggil Abu Bakar
Tidak
diragukan lagi, Abu Bakar adalah sahabat Nabi ﷺ yang paling mulia. Ia adalah manusia paling mulia
setelah para nabi dan rasul. Umat Muhammad ﷺ yang paling dalam ilmunya, paling kuat tekadnya dalam berjihad,
paling bertakwa, dan paling banyak amalannya.
Abu Bakar adalah orang yang paling banyak sedekahnya.
Dari
Umar bin al-Khattab radhiallahu
‘anhu:
“Rasulullah
ﷺ memerintahkan kami untuk
bersedekah, maka kami pun melaksanakannya. Aku berkata: ‘Semoga hari ini aku
bisa mengalahkan Abu Bakar’. Aku pun membawa setengah dari seluruh hartaku.
Sampai Rasulullah ﷺ bertanya, ‘Wahai Umar, apa yang
kau sisakan untuk keluargamu?’ Kujawab, ‘Semisal dengan ini’. Lalu Abu Bakar
datang membawa seluruh hartanya. Rasulullah ﷺ lalu bertanya, ‘Wahai Abu Bakar, apa yang kau sisakan untuk
keluargamu?’ Abu Bakar menjawab, ‘Ku tinggalkan bagi mereka, Allah dan
Rasul-Nya’. Umar berkata, ‘Demi Allah, aku tidak akan bisa mengalahkan Abu
Bakar selamanya’.” (HR. Tirmidzi).
Abu Bakar adalah orang yang dalam ilmunya dan teguh dalam berjihad. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia
berkata,
“Ketika
Nabi ﷺ wafat, dan Abu Bakar menggantikannya.
Banyak orang yang kafir dari bangsa Arab. Umar berkata: ‘Wahai Abu Bakar,
bisa-bisanya engkau memerangi manusia padahal Rasulullah ﷺ bersabda, aku diperintah untuk memerangi manusia sampai
mereka mengucapkan laa ilaaha illallah. Barangsiapa yang mengucapkannya
telah haram darah dan jiwanya, kecuali dengan hak (jalan yang benar). Adapun
hisabnya diserahkan kepada Allah?’
Abu
Bakar berkata, ‘Demi Allah akan kuperangi orang yang membedakan antara shalat
dengan zakat. Karena zakat adalah hak Allah atas harta. Demi Allah jika ada
orang yang enggan membayar zakat di masaku, padahal mereka menunaikannya di
masa Rasulullah ﷺ, akan kuperangi dia’. Umar
berkata, ‘Demi Allah, setelah itu tidaklah aku melihat kecuali Allah telah
melapangkan dadanya untuk memerangi orang-orang tersebut, dan aku yakin
ia di atas kebenaran’.” (HR. Bukhari dan Mulim).
Abu Bakar adalah seorang yang pemaaf.
Diriwayatkan dari Abu Darda radhiallahu
‘anhu, ia berkata,
“Aku
pernah duduk di sebelah Nabi ﷺ.
Tiba-tiba datanglah Abu Bakar menghadap Nabi ﷺ sambil menjinjing ujung pakaiannya hingga terlihat
lututnya. Nabi ﷺ berkata, ‘Sesungguhnya teman
kalian ini sedang gundah’.
Lalu
Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah, antara aku dan Ibnul Khattab terjadi
perselisihan, aku pun segera mendatanginya untuk meminta maaf, kumohon padanya
agar memaafkan aku namun dia enggan memaafkanku, karena itu aku datang
menghadapmu sekarang’.
Nabi ﷺ lalu berkata, ‘Semoga Allah mengampunimu wahai Abu
Bakar (sebanyak tiga kali)’. Tak lama setelah itu Umar menyesal
atas perbuatannya, dan mendatangi rumah Abu Bakar sambil bertanya, ‘Apakah di
dalam ada Abu Bakar?’ Namun keluarganya menjawab, tidak. Umar segera mendatangi
Rasulullah ﷺ. Sementara wajah Rasulullah ﷺ terlihat memerah karena marah, hingga Abu Bakar merasa
kasihan kepada Umar dan memohon sambil duduk di atas kedua lututnya, ‘Wahai
Rasulullah, demi Allah sebenarnya akulah yang bersalah (sebanyak dua kali)’.
Maka Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Sesungguhnya ketika aku
diutus Allah kepada kalian, ketika itu kalian mengatakan, ‘Engkau
pendusta wahai Muhammad’. Sementara Abu Bakar berkata, ‘Engkau benar wahai
Muhammad’. Setelah itu dia membelaku dengan seluruh jiwa dan hartanya. Lalu
apakah kalian tidak jera menyakiti sahabatku? (sebanyak dua kali)’. Setelah itu
Abu Bakar tidak pernah disakiti’.” (HR. Bukhari).
Ketika
mendengar Rasulullah ﷺ mengbarkan tentang pintu-pintu
surga, Abu Bakar radhiallahu ‘anhu pun
menanggapi, “Wahai Rasulullah, Tidaklah sulit bagi seseorang untuk dipanggil
dari satu pintu itu. Adakah orang yang dipanggil dari semua pintu itu?”
Nabi ﷺ menjawab, “Ada. Dan aku berharap engkau termasuk dari
mereka wahai Abu Bakar.” (HR. Bukhari, No. 3666).
Subhanallah…
Abu Bakar mengganggap mudah bagi seseorang untuk dipanggil dari satu pintu
surga. Beliau mengucapkan ini bukan karena sombong dan menganggap remeh. Namun
itulah standar beliau. Menurut Abu Bakar, apabila seseorang hanya fokus pada
satu amalan saja dalam mengisi hari-hari kehidupannya, maka itu adalah hal
mudah. Seseorang yang fokus hanya memperbanyak ibadah shalat saja, atau sedekah
saja, atau puasa saja. Itu adalah sesuatu yang ringan dalam pembagian waktunya
menurut Abu Bakar. Sehingga beliau bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang yang lebih hebat lagi. Tentang yang lebih
tinggi lagi kedudukannya. Dan ternyata beliau adalah orangnya. Nabi ﷺ langsung yang mengabarkan kepadanya.
Semoga
Allah ﷻ mengumpulkan kita bersama
Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya di surga
kelak.
Ket:
(1) Gambaran surga yang terdapat dalam surat al-Waqi’ah
(1) Gambaran surga yang terdapat dalam surat al-Waqi’ah
Sumber:
– Utsaimin, Muhammad bin Shaleh. 1433 H. Syarh Riyadush Shalihin. Riyadh: Madar al-Wathan li an-Nasyr.
– Asma Abwab al-Jannah wa Abwab an-Nar: http://fatwa.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=17317
– Utsaimin, Muhammad bin Shaleh. 1433 H. Syarh Riyadush Shalihin. Riyadh: Madar al-Wathan li an-Nasyr.
– Asma Abwab al-Jannah wa Abwab an-Nar: http://fatwa.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=17317
0 comments:
Post a Comment