Bismillahirahmanirahim

Sebagai seorang
aktivis dakwah sekolah, kita dituntut untuk proporsional dalam segala hal yang
terkait dengan sekolah dan dakwah. Seluruh tanggungjawab kita sebagai seorang
siswa dan seorang anggota keluarga juga sama sekali tidak boleh ada yang
terabaikan. Sebab ini yang sering menjadi alasan dimana orang tua akan
membatasi aktivitas kita sebagai seorang penggerak dakwah, dengan dalih harus
konsen disekolah. Sikap ini di ambil bukan karena mereka tidak suka dengan peran
kebaikan yang kita lakoni. Tapi bisa jadi, mereka belum memahami betapa penting
apa yang hari ini kita lakukan sebagai sebuah proses pembelajaraan untuk
mengasah kemampuan dan berlatih memikul tanggungjawab sebagai manusia
seutuhnya. Yang semua itu tidak akan ditemukan dalam kurikulum sekolah. Sebab
ini adalah sebuah pengalaman yang mempunyai dimensi berbeda dengannya, hanya
mereka yang menapaki jalan ini yang akan memahami dan merasakan buah manis dari
setiap proses pembelajaraan itu . Yang harus kita lakukan adalah memberi
pemahaman kepada mereka dengan bijak dan arif. Kita harus menjadi cerminan
dakwah ini dimana pun kita berada. Dakwah yang kita serukan harus bermula dari
orang terdekat kita, yaitu ibu, ayah, adik atau kakak. Merekalah orang terdekat
kita. Mereka adalah objek dakwah kita yang semestinya menjadi orang pertama
yang terdakwahkan. Cara mendakwahi mereka tentu berbeda dengan ketika mendakwahi
teman sejawat kita. Hal yang paling sederhana yang mesti kita lakukan adalah
menjadi cerminan dakwah itu sendiri. Membatu tugas dan kerja mereka dirumah,
memberi pelayanan atau pengabdian yang baik sesuai kemampuan kita dan
berdasarkan tuntunan agama.
Sebagai
seorang aktivis dakwah dan juga siswa, kita harus berprestasi. Jika tidak, maka
ini akan menjadi images buruk bagi dakwah, dimana orang akan melihat bahwa
dakwah telah menjadi batu sandung bagi siswa untuk berprestasi sehingga menjadi
aktivis dakwah disekolah bukanlah pilihan yang tepat. Sekali pun nilai atau angka
diraport bukanlah sebuah jaminan bahwa ia sudah bisa dikatakan sukses dalam
berprestasi, apa lagi dengan kebiasaan buruk sebagian siswa yang suka
mencontek atau menerima bocoran dari oknum guru yang tidak bertanggungjawab,
lebih membenarkan bahwa juara dikelas bukan jaminan bahwa ia baik dan jujur serta laik disebut
orang yang sukses dan berprestasi. Dan semua itu adalah tantangan bagi kita
sebagai seorang penggerak dakwah. Dan tantangan adalah sesuatu yang mesti
ditaklukkan bukan di hindari.
Menjadi
aktivis dakwah sekolah adalah warna yang berbeda. Dimana secara pisikologi ia
masih berada di masa peralihan antar usia anak-anak dan dewasa, gejolak emosi
yang belum terkontrol, rasa ingin mencoba setiap hal baru entah itu baik atau
pun buruk masih begitu kuat. Ingin hidup bebas seperti remaja pada umumnya. Namun
kesadaran untuk mengamalkan islam dengan
baik dan benar menjadikannya berbeda dengan pelajar pada umumnya. Dari titik
inilah kemudian tantangan itu terbentang jauh kedepan. Unjungnya tidak
kelihatan oleh mata telanjang. Sebab ujung itu ada dipintu ‘firdaus’.
Bangsa ini
merindukan pemuda dan pemudi yang mempunyai semangat ishlah, (reformasi), semangat perbaikan terhadapnya. Kita
mengetahui segala persoalan bangsa ini begitu kompleks dan terkadang
membingungkan, entah harus dimulai dari mana memperbaikinya. Namun kita
menyadari bahwa segala sesuatu akan ada akhirnya, ada dimana kita sebagai generasi
muda akan menggantikan mereka yang hari ini memimpin penuh dengan kajahilan.
Dan disanalah tersedia ruang dan waktu bagi kita untuk menggantikan mereka
kemudian mengaplikasikan nilai-nilai kebenaran yang kita yakini berdasarkan pemahaman
yang benar. Hari ini antum (generasi
rabbani) harus memantaskan dan bersiap diri untuk menggatikan mereka. Kalau
tidak, maka ini hanya akan menjadi sesuatu yang setiap waktu akan terus
berulang dan berulang lagi. Dimana akan lahir generasi yang sama dan bisa jadi
lebih buruk dari mereka. bahkan mungkin kita adalah bagian dari keburukkan itu
sendiri.
Nafas baru bangsa dan daerah ini
(Boltim) adalah antum ikhwah! Antum adalah ruh baru (ruhul jadid) baginya. Karena dijiwa kalian ada semangat ishlah, semangat reformasi. Semangat reformasi
ini lahir dari aqidah yang murni,
yang tidak terkotori dengan syahwat duniawi.
Ayo Lebih Baik!!!
0 comments:
Post a Comment