
Sebenarnya tidak hanya mereka yang berharap kebaikan
tentang diriku yang tersakiti. Bahkan batinku terkoyak dengan nafsu yang
kusebut cinta. Yah cinta! Cinta yang belum waktunya tumbuh tapi oleh syahwat
ku paksa ia hadir untuk memuaskan sifat kebinatanganku. Aku marah! Marah pada
diriku yang tak lagi mempan di nasehati mereka yang benar mencintai dan
menyangiku karena Allah. Aku kecewa! Kecewa pada diriku yang tak lagi ikhlas berjuang seperti dulu. Dulu aku hadir dalam pertemuan pekananku. Kini
pertemuan pekanan yang dulu kata nabi ia adalah lingkaran taman surga. Namun kini
aku tinggalkan dan tergantikan dengan pertemuan pekanan di taman Syahwat yang
menipu.
Jiwa ku meronta! Berharap ada “tangan” Tuhan menarikku
untuk pulang. Pulang dalam pangkuan iman dan hidayah. Tapi aku malu. Aku malu
kembali dengan wajah yang tertunduk seperti ini. Aku yakin mereka masih sudi
untuk memaafkanku. Tapi sekejam inikah diriku kepada mereka. Masih ingat jelas
ketika murabi ku berpesan. “ Ukh jaga hatimu. Jangan biarkan ia terjerumus
kedua kali. Jangan tertipu dengan nafsu yang terlihat indah sesaat namun
sakitnya berkepanjangan.” Ujarnya, menasehatiku. “Iya Kak,” ku panggil Ia seperti
itu. “Aku janji untuk tidak mengulanginya lagi kak”. Ucap ku.
Ya Rabi… teguhkanlah imanku! Agar aku tak lagi kembali
dalam kesesatan ini setelah Engkau Selamatkan Aku darinya. Amin
Kawan Jangan Bosan mengajaku lagi. Maafkan aku yang lemah
ini.
0 comments:
Post a Comment