”Mereka
adalah pemuda dan pelajar yang beriman kepada Allah SWT dan Rasulullah,
mempunyai keinginan untuk merubah diri ke arah lebih baik menurut syariat
islam, mengikuti pembinaan rutin, mau mengajak orang lain melakukan kebaikan,
komitmen dan patuh pada aturan organisasi, dan menaati pimpinannya, selama
bukan dalam rangkah maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.”
1. Iman adalah landasan utama dalam
perjuangan dakwah. Olehnya seorang kader IPPM harus memperhatikan kualitas
imannya kepada Allah dan Rasul-Nya. Iman yang kuat akan mendorong ia untuk
beramal islam dengan proaktif. Tidak hanya kewajibanya, namun sunah pun
ditunaikan. Hanya dengan iman yang baik itulah, ia akan mampu bertahan di medan
juang yang berat ini.
“Dan Allah
menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah dalam
hatimu serta menjadikan kamu benci pada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan.
Mereka itulah orang orang yang mengikuti jalan lurus, sebagai karunia dan nikmat
dari Allah. Dan Allah maha mengetahui lagi maha bijaksana”. (QS Al Hujurat : 7-8)
“Kami tunjuki
dengan dia siapa yang beriman dan yang Kami kehendaki diantara hamba hamba
Kami. Dan sesungguhnya Kami benar benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus”. (QS As Syura : 52)
2. Keimanan kepada Rasulullah membuatnya
mempelajari, memahami dan menjiwai setiap perjalanan hidup dan perjuangan nabi
Muhammad SAW. Sehingga ia selalu memiliki konsep perjuangan yang utuh dan
jelas.
“Barangsiapa
yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa
yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi
pemelihara bagi mereka.”
(QS:An-Nisaa | Ayat: 80).
“Maka demi
Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu
hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa
dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan
mereka menerima dengan sepenuhnya.”
(QS:An-Nisaa | Ayat: 65).
“Sesungguhnya pada
diri Rasulullah ada teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap
Allah dan hari akhir serta banyak berdzikir kepada Allah.” (Al-Ahzab: 21)
3. Selanjutnya, hal yang wajib ada pada diri seorang kader IPPM
adalah adanya keinginan untuk memperbaiki pribadinya. Sebab ia adalah potret utuh jamaah. Orang akan menilai baik
dan buruk kepada jamaah tergantung perangai sang kader tersebut. Oleh karenanya
ia wajib mempunyai keinginan untuk merubah keadaan dirinya ke arah yang lebih
baik lagi. Dari sini kemudian, ia berangkat kepada proses selanjutnya, yakni
memperbaiki dirinya.
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari
keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan
Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. ”QS.29. Al 'Ankabuut
4. Tidak cukup sampai pada keinginan untuk
membenahi dirinya sendiri, namun ia harus memiliki kepedulian untuk mengajak
orang lain mengikuti jejak hijrahnya. Mengajak orang kepada kebaikan bukan
sebab ingin mendapatkan balasan atau popularitas, melainkan karena ingin
menyebarkan kebaikan kepada umat manusia. Orientasinya adalah mardhatillah.
“Kalian adalah
umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf,
dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS: Ali Imron 110)
“Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih
baik” (QS.
An Nahl: 125).
“Barangsiapa
mengajak (manusia) kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala orang
yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa
mengajak (manusia) kepada kesesatan maka ia mendapatkan dosa seperti dosa-dosa
orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun”. HR. Imam Muslim, no. 2674
“Dan hendaklah
ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh
kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, mereka itulah orang-orang
yang beruntung”
(QS. Ali Imran: 104).
Ayat
di atas dengan tegas menunjukkan kewajiban membentuk sebuah umat atau jamaah yang memiliki tugas atau karakter
yang spesifik. Secara bahasa, menurut Kamus Al Munawwir, al ummah memiliki banyak
pengertian, di antaranya adalah ar rajulu al jami’u lilkhair (laki-laki
yang padanya terkumpul kebaikan), man
huwa ‘alal haq (orang yang menetapi kebenaran), asy sya’bu wal jumhur (rakyat, masyarakat, bangsa).
Jika
dikatakan ummatullah artinya adalah khalquhu, ciptaanNya. Ummatun yad’una ilal khair dalam ayat
tersebut bermakna jama’atun yad’una ilal
khair, suatu jamaah yang menyeru kepada kebaikan. Umat memiliki makna
jamaah, yang harus dibentuk untuk melaksanakan berbagai kewajiban agama. Hal
ini menandakan harus adanya pelaksanaan dakwah, amar ma’ruf dan nahi munkar
secara kolektif, tidak individual.
5. Membenahi diri sendiri dan mengajak
orang lain membutuhkan keahlian yang harus di pelajari dan dilatih.
Olehnya ia harus mengikuti proses
pembinaan rutin yang dilaksanakan oleh IPPM. Dari pembinaan rutin ini ia dilatih
setahap demi setahap untuk memahami hal-hal dasar dalam islam dengan baik dan
benar. Tidak ekstrim kanan maupun ekstrim kiri.
Dari sini pula ia akan faham peta dan rute perjuangan mewujudkan
cita-cita mulia yang seakan ada jurang pemisah antara harapan dan kenyataan
hari ini. Tanpa mengikuti proses pembinaan secara terus menerus dan penuh
ketekunan serta semangat yang tidak pernah pudar, ia tidak akan sampai pada apa
yang di cita-citakan. Ia akan jatuh di tengah jalan perjuangan ini. Ia akan
lelah dan memilih berhenti atau menepi dan berbalik arah meninggalkan jalan
perjuangan dakwah ini.
“Barangsiapa
yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam
urusan agamanya.”
(HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)
6. Komitmen kepada keputusan syuro, aturan
organisasi, dan menaati pimpinan meruapakan hal yang wajib dan melekat kepada
setiap kader IPPM dimana pun ia berada. Sarana yang paling utama untuk menjaga
keutuhan barisan dakwah adalah dengan
menjaga dan menghormati aturan dan tata cara yang dibuat oleh dakwah.
“Dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakal kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepadaNya” [Ali-Imran/3 : 159]
“Sedang urusan
mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka” (Asy-Syuura/42 : 38)
“Dengar dan
taatlah kalian kepada pemimpin kalian, walaupun dia seorang budak Habsy.” (HR. Bukhari)
Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Abu Bakar dan Umar bin Khatthab : “Seandainya kalian bersepakat dalam suatu
urusan niscaya aku tidak akan menyelesihi kalian berdua”.
Musyawarahnya
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
dengan sahabat beliau (pada hari peperangan Uhud) apakah kaum musimin menanti
musuh di Madinah atau keluar dari kota Madinah untuk menyongsong musuh, maka
sebagian besar sahabat berpendapat untuk menyongsong musuh di luar kota
Madinah, maka keluarlah mereka menyongsong musuh di luar Madinah. Kendati hasil
musyawarah tidak sesuai harapan, tapi Rasulullah tidak pernah mencela hasil
keputusan tersebut.
7. Setiap kader harus mengetahui bahwa ia
terikat dengan aturan yang telah di tetapkan oleh organisasi. Sehingga tidak
ada cara lain baginya untuk membuktikan kesetiaannya kecuali menaati aturan
yang sudah ditetapkan. Karena itu, secara otomatis, orang-orang yang telah
bergabung dalam dakwah ini, mengemban prinsip-prinsipnya, dan menyeru kepadanya
harus berkomitmen dengan aturan jamaah dan tidak keluar darinya.
Demikanlah,
karena tidak ada artinya sebuah komitmen tanpa adanya ketaatan kepada aturan
dan pemimpinnya.
Seandainya komitmen kita terhadap
dakwah itu benar, maka kita akan taat dengan aturan yang telah dibuat oleh
dakwah agar terjaga kesatuan shaf dan
ketaatan kepad Allah dan rasul-Nya.
Tanpa
semua yang sudah disebutkan di atas, dia bukan siapa-siapa kecuali dia hanyalah
anggota biasa yang lagi berproses menjadi kader dakwah IPPM. Tidak lebih dan
tidak kurang.
Sofyan.AM
KMS IPPM
0 comments:
Post a Comment