"Kenapa sampai harus
seperti ini sih? Apa anti tidak tahu ini dosa ukh?" Suara yang pelan namun
penuh emosi terdengar di sudut masjid, di sore yang gerimis itu. Sesekali ada
suara tangis terdengar lirih.
Perlahan dengan penuh rasa
ragu, aku mencoba mendekati suara yang tidak asing itu. Ternyata, Dian, seorang
wanita juga aktivis dakwah kampus. Ia adalah sosok yang selalu menjadi cerita
indah, wanita berparas cantik, berhijab syar'i ini juga mempunyai sederet
prestasi yang gemilang.
Demo mahasiswa yang meminta
revisi UU KPK beberapa bulan yang lalu, juga dikutinya. Tak tanggung-tanggung,
ia berada di mobil komando utama.
Menjadi narasumber di
organisasi kampus dan dakwah pelajar, adalah kegiatan rutinya. Ia juga menjadi
sosok yang hangat bagi teman-temannya, sehingga ia menjadi tempat curhatan
adik-adik binaan dan teman seperjuangannya.
Dian menjadi sosok yang
diperbincangkan banyak orang, tak terkecuali Fatur temannya satu organisasi.
Diam-diam fatur sering memperbincangkan sosok akhwat dambaannya, yang dikemudian hari persis sama dengan sosok Dian
- kepada teman-teman nya.
Awalnya, semua biasa-biasa
saja dan masih dalam batas kewajaran. Namun berjalannya waktu, keduanya intens
saling membalas chat, dan mengintip story di wa.
Semua berwal dari diskusi problem
organisasi dakwah yang di nahkodai oleh Dian.
Sebagaimana perempuan pada
umumnya, Dian yang super itu hanyalah wanita biasa yang pada akhirnya akan
mengalami rasa capek.
Dian yang lagi dikejar tugas
kuliah, amanah dakwah, problem keluarga, membuat dian mencari orang yang
menurutnya bisa diajak berbagi cerita. Dan orang yang dipandang tepat itu
adalah Fatur.
Fatur kemudian menjadi
pilihan yang dipandang tepat. Toh fatur orang yang terjaga shalat 5 waktunya,
rajin ikut kajian,. Tilawah nya tetap terjaga. Tidak mungkin Fatur akan
berfikir apa lagi berbuat nista. Gumam Dian.
"Assalamualaikum
warahmatullahi wa barakatuh," ucap salam dari dian di seberang dinding
digital via HP yang jadul itu.
"Waalaikumusalam wr wb, iya Dian, ada
yang bisa ana bantu?", Tanya fatur.
"Afwan akhi, ana ganggu
sedikit," pinta Dian, dengan sedikit gugup.
"Iya, tidak masalah,
apa ada yang bisa ana bantu ukh?" Tanya Fatur yang agak heran.
"Begini fatur, saya
punya masalah soal organisasi yang ku pimpin ini, saya bingung entah dengan
cara apa lagi saya harus mengatasinya, antum kan tahu, banyak senior yang telah
pergi pindah nahkoda, mereka yang masih ada, yang diharap kini asyik dengan
organisasi lainnya, ditambah lagi banyak yang sudah mulai pacaran, saya
bingung. Saya butuh nasehat antum akhi!" Pinta Dian.
Fatur kemudian memberikan
nasehat sebisa dia, fatur mengawali dengan mengutip beberpa ayat untuk
menguatkan Dian,
“Sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6)
Dian mulai merasa takjub
dengan kelembutan dan kecerdasan Fatur. Cara fatur menerangkan ayat-ayat suci
membuat Dian terpukau. Dan setiap kali Dian punya masalah, fatur menjadi orang
pertama yang dimintai pendapat.
Akhirnya, keduanya intens
berkomunikasi, menukar cerita dan cerita dikampus. Pembicaraan tidak lagi
sebagai curhatan masalah organisasi.
Tapi keduanya sudah sering membuat janji pertemuan. Makan dan belanja
bersama sudah menjadi agenda bulanan, bahkan mingguan keduanya.
Tidak ada kata cinta sebagai
mana yang lain bercinta, tidak ada kata I love you yang di ungkapkan oleh fatur
kepada Dian, begitu juga sebaliknya. Keduanya bersikukuh hanya teman biasa.
Sekali pun perasaan yang muncul sudah menjadi dalil qoti' bahwa ada yang tak
lazim dari keduanya.
Bukan simbol yang terlarang,
namun substansi dari rangkaian rasa yang diekspresikan yang dilarang.
Sejenak Dian terbangun dari
tidur panjang kefuturannya, ia tersadar bahwa ia telah salah jalan. Ia baru
sadar kalau ia terbawa perasaan yang dulu dilarangnya kepada adik binaan. Ia
baru tahu kalau jalan yang sama yang membuat adik binaan nya akhirnya memilih
jalan menikah lebih cepat akibat hamil diluar nikah.
Namun sayang kesadaran itu
baru hadir di saat semua orang telah menaruh kecewa yang dalam terhadapnya.Ia
baru sadar kalau reputasi nya telah buruk dihadapan mereka, yang dulu pernah
mengaguminya.
Ia teringat nasehat
ustadznya, "Terkadang orang menjadi paling bijak di saat menasehati orang
lain, namun pada masalah yang sama yang menimpa dirinya ia menjadi orang yang
paling bodoh".
Oleh: Sofyan Atsauri Modeong
Editor : Ayu Wulandari
Mamonto
Hal yang hampir semua aktivis dakwah alami. Terbawa arus dan tergoda dengan duniawi tanpa ia sadari. Sekalipun dia sadar pasti kesadaran itu datang diakhir.
ReplyDeleteSetan memang selalu menggoda disisi terlemah kita, dan kita terlalu lemah untuk mengikuti maunya.
.
Maksih untuk tulisannya. Sangat inspirativ dan membuka mata kembali. Ini merupakan tamparan yang menyakitkan bawaha diri ini harus bemuhasabah lagi. Semoga kita semua dalam lindungan Allah dan bisa menjaga iman ini. Aamiin.
Terima kasih mbak atas apresiasinya
DeleteSupreme Court’s 2018 decision that lifted a federal ban on sports activities gambling, clearing the best way|the means in which} for all 50 states to supply it. The amendments have been half of} a series accredited by the Committee on Sport, Culture and Tourism. In addition, a clause was added specifying that any particular person found in possession of documents associated to unlawful bookmaking shall be presumed to be operating an unlawful gambling operation. PointsBet has a partnership with the Riverboat on the Potomac in Colonial Beach, one of Maryland’s four licensed off-track betting websites in the state, thus they have already got partial entry to the MD 카지노사이트 market. Similarly to DraftKings, FanDuel also donated to the ‘Vote Yes to Question 2′ campaign in MD that helped sports activities betting turn out to be authorized in the first place.
ReplyDelete